Thursday, June 25, 2020

SILABUS K13 BAHASA INGGRIS KELAS IX SMP MTS 2020/2021


Assalamualaikum wr wb

Bapak/ibu pendidik yang budiman, Tahun pelajaran baru 2020/2021 akan segera di mulai dalam beberapa pekan ke depan, berikut saya posting tentang administrasi pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa inggris kelas IX kurikulum 2013 revisi berdasarkan Permendikbud No 37 tahun 2018 yang bisa anda download langsung melalui link berikut :

1. Cover Administrasi

2. Analisis KI dan KD

3. Analisis SKL

4. Ananlisin Kompetensi

5. Analisis Standar Isi

6 Alokasi waktu

7. Program tahunan

8. Program Semester

9. Silabus Pembelajaran

10. Indikator Capain Kompetensi

11. Standar Kompetensi Lulusan

Terima kasih atas kunjungan anda artikel ini alakadarnya semoga bermanfaat, Aamiin

Sunday, February 5, 2017

Khutbah Jumat Memilih Pemimpin Yang Amanah



Memilih Pemimpin Yang Amanah

انَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ
اَللهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن،
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى  اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم  بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
 يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral Muslimin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Puji syukur kita haturkan ke hadhirat Allah, atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga kita dimudahkan untuk berkumpul melaksanakan ibadah jumat di kesempatan ini. Semoga apa yang kita lakukan diterima oleh Allah sebagai amal soleh.
Kita juga bersyukur kepada Allah, karena kasih sayang-Nya, kita dikumpulkan dalam barisan orang-orang yang beriman. Dan kita berharap, semoga di hari kiamat kelak, kita juga dibangkitkan bersama orang-orang yang beriman.
Kaum muslimin, jamaah jumat yang kami muliakan,
Salah satu topik yang sedang hangat-hangatnya dan banyak dibicarakan masyarakat saat ini adalah siapakah yang akan menjadi pemimpin kita selama lima tahun mendatang. Siapakah nantinya yang akan menjadi Gubernur/Bupati di,,,,,,,,,,,,,,,,,,,yang kita cintai ini..
Sebagai orang yang beriman, tentu kita berharap, Orang yang memimpin kita adalah manusia yang baik, menjaga amanah, adil terhadap rakyatnya, dan berpihak kepada kaum muslimin.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Berbicara masalah memilih pemimpin dan kepemimpinan, ajaran Islam sangat detil ketika membincangkan tentang pemilihan pemimpin, karena hal tersebut memiliki dampak yang luas, tidak hanya pada individu, namun juga pada masyarakat dan lingkungan yang akan dipimpinnya kelak.
Berbagai persyarat pun digariskan oleh Islam terkait calon pemimpin yang dianggap layak untuk memimpin komunitas, organisasi, daerah, hingga negara, antara lain adalah shiddiq (benar), amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan kepada umat), dan fathanah (cerdas).
Keempat syarat kepemimpinan tersebut sesungguhnya mengacu pada karakter kepemimpinan Rasulullah saw yang terbukti mampu menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan penuh dengan barakah serta keridhaan Allah swt. Dalam khutbah ini, kita hanya akan fokus membincangkan tentang  “Amanah”.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Amanah, ditinjau dari aspek yang lebih sempit, diartikan sebagai memelihara titipan yang akan dikembalikan dalam bentuknya seperti sediakala. Dalam aspek yang lebih luas, amanah mempunyai cakupan seperti memelihara amanah orang lain, menjaga kehormatan orang lain, atau menjaga kehormatan diri sendiri.
Kemudian dalam konteks bernegara, amanah yang dibebankan kepada para pemegang amanah (kepala negara atau kepala daerah) harus dipikul dengan sebaik-baiknya karena memiliki dua pertanggungjawaban yaitu vertikal (hablumminallah) dan horizontal (hablumminannas) sekaligus. Setiap pemimpin, baik di lingkup pemerintahan pusat maupun daerah, dengan demikian wajib menegakkan amanah jabatannya. Dan contoh teladan yang patut menjadi ukuran umat Islam dalam memilih pemimpin adalah mengacu pada kepribadian dan teladan yang melekat pada diri Rasulullah saw. Sebab Rasulullahlah satu-satunya teladan sempurna bagi umat Islam, sebagaimana firman Allah swt dalam surah al-Ahzab ayat 21:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta dia banyak menyebut Allah”.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Rasulullah pantaslah menjadi sosok panutan bagi para pemimpin dan calon pemimpin karena sifatnya yang amanah tersebut. Meskipun susah untuk mengikuti jejak keteladanan Nabi  secara menyeluruh, paling tidak kita bisa mendekati apa yang pernah Nabi Muhammad lakukan dalam menegakkan amanah sebagai pemimpin agama dan pemimpin negara ketika itu.
Terkait kewajiban memilih pemimpin yang amanah, Allah swt berfirman dalam Qu’an Surat an-Nisaa, ayat 58:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
Ayat tersebut di atas dengan jelas menegaskan pentingnya memilih pemimpin yang amanat. Dan salah satu wujud dari pemimpin amanat adalah ketika menetapkan hukum di antara manusia, dia harus mampu bersikap adil dan tidak diskriminatif.
Kemudian, seorang pemimpin yang amanah, juga harus terbebas dari perilaku korupsi; sekecil apapun bentuknya. Baik dalam hal materi maupun kewenanangan. Terkait ini, Rasulullah saw bersabda yang artinya:
"Barang siapa yang kami angkat menjadi karyawan untuk mengerjakan sesuatu dan kami beri upah yang semestinya, maka sesuatu yang diambilnya sesudah itu (selain upah) namanya korupsi." (HR Abu Dawud).
Dengan demikian, amanah menjalankan tugas dan fungsi jabatannya, yang dalam standar paling dekat haruslah adil dalam penegakan hukum dan tidak korupsi di tengah-tengah kekuasaannya. Itulah yang menjadi ukuran dasar bagi seorang pemimpin yang digariskan Islam.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Dari sejumlah dalil yang disampaikan di atas, nampak jelas bahwa kriteria amanah merupakan satu hal yang mutlak dimiliki oleh seorang calon pemimpin, sehingga mampu diandalkan dalam membawa perubahan yang baik bagi kehidupan masyarakat. Rasulullah saw setidaknya telah memberikan contoh criteria terbaik bagi calon seorang pemimpin yang amanah antara lain :
Pertama, ia tidak terlalu berambisi merengkuh jabatan itu, apalagi sampai menghalalkan segala cara. Dalam sebuah Hadis sahih dari Abu Musa al-Asy'ari, Rasulullah r bersabda:
''Demi Allah, aku tidak akan menyerahkan suatu jabatan kepada orang yang memintanya atau berambisi mendapatkannya.'' (HR Muslim).
Memberikan amanah (hak pilih) kepada yang meminta saja tidak boleh, apalagi ketika seseorang sampai menghalalkan segala cara untuk memperoleh suatu jabatan. Bisa dipastikan, sosok pemimpin seperti ini akan sulit berlaku amanah. Alih-alih diharapkan berkorban untuk kesejahteraan rakyat, ia justru akan sibuk mengembalikan modal yang pernah dikeluarkannya, memperkaya diri, dan mencari kehormatan lewat jabatan yang diemban.
Kriteria Kedua yang diajarkan Rasulullah saw dalam memotret pemimpin dan calon pemimpin adalah, ia taat beribadah dan memiliki relasi sosial yang baik. Ketika Umar bin Khattab ra mengangkat Nafi' bin al-Harits sebagai gubernur Makkah, Nafi' memilih Ibnu Abza untuk mengepalai masyarakat yang tinggal di daerah lembah dekat Makkah, padahal semua tahu Ibnu Abza hanyalah bekas budak di komunitas tersebut.
Saat Umar bin Khattab t mengonfirmasi hal itu, Nafi' menjawab, ''Ia memang bekas budak, tetapi ia hafal Al-Quran, paham masalah hukum faraidl (waris), dan sering memutuskan persoalan masyarakat dengan adil.'' (HR Ahmad). Maka, Umar pun memuji pilihan Nafi' karena melihat kemampuan  Ibnu Abza.
Ketiga, ia adalah pribadi yang sederhana dalam kesehariannya. Sebab, hanya pejabat dengan gaya hidup yang sederhanalah yang bisa imun (tahan) dari godaan kemewahan dunia. Sebaliknya, gaya hidup mewah sangat potensial menjerumuskan seorang pejabat untuk melakukan korupsi walaupun telah dimanjakan dengan gaji yang lebih dari cukup. Padahal, Rasulullah saw telah menegaskan bahwa pejabat yang curang dan korup tidak akan pernah mencium wangi surga.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Dari tiga kriteria dasar tersebut di atas, setidaknya telah memberi gambaran bagaimana sosok pemimpin dan calon pemimpin yang sebenarnya perlu diberikan amanah kepadanya. Pemimpin yang beriman dan paham akan arti sebuah kepemimpinan yang amanah, akan sangat ketakutan untuk tidak bertindak amanah pada setiap kebijakan yang ia kerjakan. Dan bagi manusia beriman, kepemimpinan merupakan amanah dari Allah swt. Apapun bentuk yang ia pimpin. Apakah itu pemimpin rumah tangga, pemerintahan, perusahaan atau memimpin dalam komunitas kecil sekalipun, amanah haruslah menjadi dasar dalam menjalankan roda kepemimpinan.
Pemimpin yang amanah, setidaknya akan selalu meresapi apa yang menjadi pesan Allah swt, sebagaimana di firmankan dalam al-Qur’an surat Al-Hasyr,18.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Deikian khutbah yang bias saya sampaiakn semoga ada hikmahnya untuk kita semua dan di iringi dengan ridho alloh swt, mudah-mudahan segala perbedaan di antara kita tentang calon pemimpin yang akan kita pilih nanti tidak menimbulkan perpecahan satu sama lainya serta marilah kita berdoa semoga pemimpin yang akan memimpin cilacap akan menjadi pemimpin yang amanah seperti yang telah di contohkan oleh nabi Muhammad saw. Aamiin yarobbalalamiin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ.
أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Dua

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اتّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
فَقَالَ الله ُتَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم
إنَّ اللهَ وملائكتَهُ يصلُّونَ على النبِيِّ يَا أيُّهَا الذينَ ءامَنوا صَلُّوا عليهِ وسَلّموا تَسْليمًا
اللّـهُمَّ صَلّ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا صلّيتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيم وبارِكْ على سيّدِنا محمَّدٍ وعلى ءالِ سيّدِنا محمَّدٍ كمَا بارَكْتَ على سيّدِنا إبراهيمَ وعلى ءالِ سيّدِنا إبراهيمَ إنّكَ حميدٌ مجيدٌ.

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ و الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا وَسَلِّمْ دِيْنَنَا وَسَلِّمْ اِيْمَانَنَا وَسَلِّمْ قُلُوْبَنَا وَسَلِّمْ عُلُوْمَنَا وَسَلِّمْ جَمِيْعَ مَا اَعْطَيْتَنَا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اهْدِنَاالصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْم، صِرَاطَ الْآنْبِيآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ.
 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَالله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْاالله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُوَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .

Monday, July 4, 2016

KHUTBAH IDUL FITRI 1437 H



MEMBANGUN KARAKTERISTIK DIRI MELALUI PUASA RAMADHAN

للهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ.اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ.اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah .

Puji dan syukur hanya milik Allah Yang Maha Perkasa, yang telah menyediakan Ramadhan sebagai bulan ibadah (syahru ibadah) dan pelaksanaan sholat Ied yang baru saja berlalu, semoga dapat mengokohkan ketaqwaan dan iman kita kepada-Nya. Shalawat dan salam teruntuk kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para penerus ajarannya sampai akhir zaman kelak.
Selanjutnya khatib berwasiat kepada diri khatib khususnya, umumnya kepada seluruh jama’ah yang hadir pada kesempatan ini marilah kita senantiasa meningkatkan ke Imanan dan ke Taqwaan kita terhadap Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa yaitu menjalakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah.
Pada kesempatan yang berbahagia ini Khotib akan membawakn sebuah khutbah dengan judul Membangun Karakteristik Diri Melalui Puasa Ramadhan.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : “Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah SWT sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yang berhubungan dengan-Nya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Nuansa pagi ini diselimuti rasa suka cita dan gembira karena kembalinya kesucian jiwa seperti baru lahir dari kandungan ibu, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunnahkan shalat malam harinya. Barangsiapa puasa Ramadhan dan shalat malam dengan mengharap ridha Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang dilahirkan ibunya.”(HR. Ahmad).
Dibalik suka cita dan kegembiraan pada saat ini kita selayaknya juga merasa sedih dan berduka jika momentum Ramadhan yang telah usai belum dimamfaatkan oleh kita dengan sebaik-baiknya, mungkin saja puasa hanya sekedar meninggalkan makan dan minum di siang hari, bertarawih mengejar jumlah rakaat tanpa kekhusyukan, Tilawatil Qur’an hanya mengejar target khatam, bersedekah hanya sekedar ingin dikatakan dermawan, tetapi itu jauh lebih baik dibandingan orng-orang yang sengaja tidak melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainya.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Ramadhan yang baru saja berlalu merupakan sarana pendidikan kepribadian dan pembinaan karate umat manusia untuk memperbaiki sikap mentalnya. Selama bulan ramadhan kita digembleng, dididik, dilatih dan dibina secara ketat, sehingga kelak pasca Ramadhan kita diharapkan menjadi manusia yang mumpuni dan memiliki karater orang yang bertaqwa. Karakteristik merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang diyakini dapat berubah dari yang baik menjadi buruk atau sebaliknya dari yang buruk bisa saja menjadi baik. Itulah sebabnya kenapa pembangunan karakter menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia itu sendiri baik dalam skala individu maupun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam konsep Islam, umat disuruh meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW, yaitu shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (terbuka) dan fathanah (cerdas). Sifat jujur diperlukan dalam kehidupan kita, jika orang tidak jujur akan berimplikasi menjadi koruptor, pencuri, penzina, pemabuk, bandar narkoba, teroris, makelar kasus dan lain sebagainya. Pengembangan karakter kita dapat dilakukan melalui pendidikan Ramadhan yang telah usai kemudian diaplikasikan dan diimplementasikan sebelas bulan yang akan datang, di antaranya ada 3 sifat dasar yang harus dipegang terus-menerus dari buah manisnya bulan suci Ramadhan, yaitu:
Pertama, Sifat jujur
Makna jujur merupakan karakter yang dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang bebas dari bahaya prilaku korupsi, kolusi dan nepotisme, serta premanisme. Kejujuran (ash shiddiq) merupakan salah satu sifat utama yang harus dimiliki oleh orang-orang bertaqwa. Begitu pentingnya sifat mulia ini, sehingga tidak kurang dari 145 kali disebut dalam Al Quran. Sebagaimana firman Allah SWT :  
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Qs At taubah:119)
Dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman:
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki.(Qs Ibrahim:27)
Dari ayat Al Quran di atas menegaskan betapa pentingnya memiliki sikap jujur karena Sikap jujur merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan perseorangan dan msyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu golongan dengan golongan yang lain.
Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada orang yang merasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain dan bahkan orang merasa senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Ada Pepatah mengatakan “berani karena benar, takut karena salah”.
Sifat Jujur ini tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna oleh orang-orang yang tidak kukuh imannya. Orang yang beriman dan takwa, karena dorongan iman dan taqwanya itu merasa dirinya wajib selalu berbuat dan bersikap benar serta jujur.
Ibadah puasa yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan merupakan sarana untuk melatih kita berbuat jujur, Oleh karena itu Mari jadikan puasa Ramadhan yang telah ditunaikan oleh kita sebagai sarana meraih derajat taqwa, yang salah satu kriterianya senantiasa berlaku jujur. Jaga setiap amanah (termasuk amanah jabatan dan kekuasaan) yang dipercayakan kepada pundak kita. Ciptakan suasana aman dan ketenangan hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara dengan berlaku jujur. Sebab Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah Hadits nya: “Kejujuran itu menciptakan ketenangan”.
Pemimpin dibutuhkan kejujurannya agar dapat mewujudkan keadilan, kenyamanan dan ketenteraman hidup bawahan dan rakyatnya. Pejabat publik yang jujur, adalah dambaan yang dapat memberikan kemaslahatan besar untuk rakyatnya. Penegak hukum yang jujur, adalah harapan pencari keadilan, sehingga dapat mengeluarkan putusan hukum yang adil, tidak memihak kepada  yang kuat atau punya kepentingan belaka. Karena Rusaknya tatanan sistem ketatanegaraan bangsa kita boleh jadi disebabkan kurangnya kejujuran.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Kedua, Kerja keras.
Salah satu akhlak terpuji atau Akhlakul Mahmudah adalah sifat kerja keras, tekun, ulet, dan teliti. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berusaha. Baik dalam hal urusan dunia terlebih urusan akhirat. Islam tidak menghendaki umatnya untuk hidup bertopang dagu / malas dalam berusaha. Kerja keras, tekun dan teliti merupakan salah satu kunci sukses dalam kehidupan. Firman Allah swt dalam Qs Al Qashsash ayat 77 :
 Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Ayat di atas mengandung pengertian bahwa kita diwajiban bekerja keras untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Erat kaitanya dengan Ibadah Puasa yang telah kita laksanakan selain menjadikan pribadi kita kedalam golongan orang-oarang bertakwa juga sebagai bentuk latihan rohani, mendidik jiwa agar dapat menguasai diri sendiri, mendidik hawa nafsu agar tidak senantiasa dimanjakan dan dituruti kehendaknya, karena hawa nafsu merupakan musuh bagi manusia yang tidak pernah berdamai. Rasulullah SAW bersabda: Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri. Oleh karena itu puasa  ramadhan merupakan sarana mendidik jiwa kita untuk bekerja keras memerangi hawa nafsu dan bekerja keras dalam memerangi rasa malas karena ada sebagian orang yang sedang berpuasa justru malah bermalas-malasan untuk tidak bekerja dan melakukan aktivitas keseharian seperti biasanya dengan alasan sedang melaksanakan Ibadah puasa. Padahal itu bukan alasan yang tepat untuk kita malas bekerja karena ibadah puasa merupakan kewajiban bagi setiap umat yang mengaku beragama isalam, seharusnya ibadah puasa mampu memotivasi diri kita untuk melakukan keshalehan sosial, berperilaku pekerja keras, dan berlatih sabar. Dengan demikian puasa dan kerja keras menjadi kesatuan yang mendorong orang yang berpuasa menjadi insan muttaqien.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Ketiga, Ikhlas.
Ikhlas dalam bahasa arab memiliki arti murni, suci, tidak bercampur, atau pengabdian yang tulus. Ikhlas adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan semata-mata hanya karena mengharapkan ridha Allah SWT.
Berkata Al Qurthuby rahimahullah: “Ketika amalan-amalan (lain) dimasuki oleh riya’, sedangkan puasa tidak dapat dilihat dengan hanya melakukannya, kecuali Allah, maka Allah gandengkan puasa itu kepada diri-Nya, oleh sebab inilah Allah berfirman di dalam hadits: “Ia meninggalkan syahwatnya karena Aku.”
Ikhlas merupakan suasana hati seorang muslim yang kosong dari keinginan-keinginan duniawi seperti ingin mendapatkan pujian, memperoleh penghargaan, supaya tampak baik di mata orang lain, ikhlas adalah hati yang menggerakkan badan agar melakukan perbuatan baik dengan niat murni karena lillahi ta’ala hanya mengharap keridho’an Allah ‘Azza wa Jalla. Bukanlah perbuatan ikhlas kalau kita beribadah supaya dilihat oleh orang lain, juga bukanlah perbuatan  ikhlas kalau kita bekerja dengan baik agar dipuji oleh atasan, orang yang seperti ini berarti masih menggantungkan harapan kepada selain Allah SWT. Orang yang ikhlas hanya bergantung pada Allah, bekerja untuk mencari nafkah keluarga dengan niatan hanya karena Allah SWT. Beribadah ikhlas walaupun tidak dilihat manusia bahkan di tempat tersembunyi sekalipun, hanya semata-mata mengharap keridho’an Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam al quran surat sabba ayat 46 :
 “Katakanlah: "Sesungguhnya Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; Kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras”.

Hikmah yang bisa kita petik dari pelaksanaan ibadah puasa ramadhan adalah supaya kita mampu berbuat ikhlas dalam melaksanakan setiap tugas dan kewajiban kita baik sebagai seorang pemimpin ataupun sebagai rakyat. Sehingga dengan keiklasan tersebut kita akan tergolong kedalam golongan orng-orang yang beruntung dan bertaqwa.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah Idul Fitri rahimakumullah 

Demikianlah 3 sifat dasar yang harus dipegang terus-menerus dari buah manisnya bulan suci Ramadhan supaya kita menaji pribadi yang mampu bersikap jujur, pekerja keras dan selalu ikhlas karena Allah semata. Marilah kita bersama-sama berpangku tangan untuk membangun negri ini menjadi negri yang makmur yang di ridhoi oleh allah SWT, serta marilah kita berdo’a semoga amal ibadah puasa kita selama bulan ramadhan dan zakat fitrah yang telah kita tunaikan diterima oleh Allah SWT dan para pemimpin kita yang sedang berkuasa mudah-mudahan menjadi para pemimpin yang jujur, pekerja keras dan selalu ikhlas, Amin ya robalalamin.
بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ  فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه إِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.
Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.
Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.
سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ.
Maha Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu. Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri, segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.
Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah kami dari api neraka.
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal dan doa kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Semoga shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yang mereka persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.


















JAENAL ABIDIN, S.Pd
Tendik MTs YPI Sufyan Tsauri Wanareja

Tuesday, May 31, 2016

KHUTBAH MENYAMBUT BULAN RAMADHAN



PERSIAPAN JIWA MENYAMBUT BULAN YANG PENUH BERKAH

KHUTBAH I

Puji & syukur marilah kita panjatkan  kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya kita dapat menjalankan aktifitas keseharian kita dan menjalakan ibadah dengan baik. Shalawat dan salam kehadirat junjungan Nabi Besar Muhammad saw,  Yang telah memberi contoh uswatun hasanah, sehingga dengan menauladaniinya kita akan mendapat kebahagiaan dunia dan keselamatan akhirat, insya alloh.
Selajutnya khatib  Mengajak kepada diri khatib pribadi, umumnya kepada semua jama’ah yang hadir pada kesempatan ini marilah kita  selalu meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Pada kesempatan ini  khatib akan menyampaikan sebuah khutbah: ”Persiapan Jiwa Menyambut Bulan Yang Penuh Berkah”.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kini kita berada di penghujung bulan Sya’ban dan beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan yang penuh dengan keberkahan. Maka selayaknya kita tidak perlu menunda lagi untuk meningkatkan keshalihan dan ketaqwaan kita. Ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Maka mulai sekarang marilah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, semakin giat beribadah dan semakin jauh meninggalkan larangan-larangan Allah SWT.
Di antara nikmat terbesar yang dikaruniakan oleh Allah kepada para hamba-Nya adalah kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Karenanya, para hamba mesti berbahagia menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh rasa syukur dan keridhoan. Sesuai firman Allah :
Artinya : Bulan Ramadhan, adalah bulan diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa. (QS. Al-Baqarah: 185)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Kenikmatan dan kebahagiaan lainya bagi kita saat ini adalah sampainya usia kita di akhir bulan Sya'ban dan Sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan yang mulia bulan yang istimewa dan penuh dengan keutamaan. Namun. Ada sebuah pertanyaan yang perlu kita renungkan bersama “Sudahkah siapkah kita  dalam menyambut kedatangan bulan suci ramadhan?´ Setidaknya Ada 4 persiapan yang kita perlukan dalam menyambut bulan Ramadhan ini:

Persiapan pertama, adalah Persiapan Ruhiyah (Spiritual)
Ruhiyah adalah hubungan erat antara hamba dengan Allah SWT. Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an , Puasa sunnah, dzikir, do’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR Muslim)

Persiapan ruhiyah lainya  adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas. Karena Membersihkan hati atau tazkiyatun nafs juga hal yang perlu dilakukan dalam menyambut tamu Allah yang istimewa ini. Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya:
Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9)         

Maka dalam waktu 2 hari ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri (muhasabah) apakah penyakit-penyakit aqidah masih menjangkiti diri kita. Selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya jika saat Ramadhan tiba kita benar-benar dalam kondisi ikhlas dan hati kita dalam keadaan yang bersih.

Jama'ah jumat yang dirahmati Allah,
Persiapan kedua adalah persiapan fikriyah.
Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilkan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka. Oleh karena itu Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan, Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, I'tikaf, zakat, dan sebagainya.           

Selanjutnya, persiapan ketiga yang kita perlukan adalah persiapan jasadiyah.
Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah atau fisik yang baik. Tanpa persiapan fisik yang memadai kita bisa kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap melaksanakan aktivitas  pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya. Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan.

Jama'ah jumat yang dirahmati Allah,
Persiapan keempat adalah persiapan maliyah (Harta)
Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukannya untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) kepada orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab wajib mempersiapkan zakat maal-nya. Rasulullah mencontohkan bahwa beliau yang begitu dermawan di hari-hari biasa, bertambah sangat dermawan di bulan Ramadhan mengalahkan angin yang berhembus.

Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an. Maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin (HR. Bukhari)

Hadits diatas   mengajarkan kepada umat beliau bahwa Ramadhan sebagai bulan yang paling utama dengan pelipatgandaan pahala amal kebajikan maka hendaklah kita memperbanyak infaq dan Sodakoh serta meningkatkan kualitasnya.

Jama'ah jumat yang dirahmati Allah,

Semoga dengan persiapan yang matang, ibadah puasa kita akan maksimal. Semoga  Allah mengumpulkan kita dalam umatNya yang terbaik dan tercatat sebagai hamba yang ikhlas dalam menjalankan perintahNya. Amin
بَارَكَ الله ُلِيْ وَلَكُمْ  فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَه إِنَّه هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ يَوْمُ اْلجُمْعَةِ سَيِّدُ اْلأَيَّامِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَإِلَهَ اِلاَ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَلاَّم ِوَأَشْهَدُ اَنَّ سَيْدَنَا وَنِبَيَنا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِْلأَنَامِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىآلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ حَتَّى إِلىَ يَوْمُ الزِّحَامِ.
اَمَّا بَعْدُ, فَيَآيُّهَا اْلمُسْلِمُوْنَ اُوْصَيْنِى نــَـفْسِي وَإِيــَّاكــُمْ بِتـَقْوَى اللهَ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُم  تـُفْلِحُوْنَ.
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَـلِّمُـوا تَسْلِيماً .اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ وَعَلَى بـَقِيـَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتــَّابِعِيْنَ وَتــَابِعِى التــَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتــِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنـَّكَ عَلَى كُلِّ شَئٍْ قَدِيْرٌ.
(عِبَادَاللهِ) اِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتآءِ ذِاْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ (وَلَذِكـــْـرُ اللهِ اَكـــْبَرُ)


Wednesday, October 28, 2015

RINCIAN MINGGU EFEKTIF PEMBELAJARAN


Berikut contoh perhitungan minggu efektif semester 1 Tahun pelajaran 2015/2016 mata pelajaran Bahasa Inggris, bisa bapa/ibu gunakan sebagai pengkap adimistrasi dalam mempersiapakn materi yang akan di sampaikan kepada sisw, bisa didownload lewat link berikut untuk versi word :

download[4]



RINCIAN MINGGU EFEKTIF



Nama Madrasah              : MTs YPI Sufyan Tsauri Wanareja
Mata Pelajaran                 : Bahasa Inggris
Kelas / Semester              : IX  / 1
Tahun Pelajaran               : 2015/2016

1.        Banyak Pekan dalam Semester

No
Bulan
Banyak Pekan
Jumlah Minggu Efektif
Jumlah minggu Tidak Efektif
Ket
1.
JULI
5
1
4
MOPD dan Libur Idul Fitri
2.
AGUSTUS
4
4
0

3.
SEPTEMBER
4
4
0

4.
OKTOBER
5
4
1
Mid semester
5.
NOVEMBER
4
4
0

6.
DESEMBER
5
1
4
Ujian Semester dan Class Meeting

Jumlah Minggu Efektif
27
18
9


2.        Jumlah Minggu Efektif               = 18 minggu
3.        Jumlah Jam Pelajaran Efektif      = 18 x 4 Jam  : 72 Jam


Mengetahui,
Kepala Madrasah,



JAENAL ABIDIN,S.Pd

Wanareja, 1 Juli 2015
Guru Mapel Bahasa Inggris



JAENAL ABIDIN, S.Pd